Narbal

Sabtu, 03 September 2011

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN & PERASAAN

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #1 (Putera Lengkong)
Share

Hari ini adalah ulang tahun saya.

Dua tahun yang lalu pada tanggal yg

sama, saya bertanya pada diri

sendiri "Pilih mana: pekerjaan

sebagai seorang professional

(karyawan) yg dibayar tinggi setiap

bulannya ATAU menjadi seorang

entrepreneur (wirausaha) yg harus

menentukan sendiri berapa pendapatan

setiap bulannya dan bisa saja tidak

menentu?"

Pagi ini ketika saya teringat

keputusan yg saya ambil dan tekadkan

2 tahun yg lalu, saya bersyukur!

Sungguh luar biasa pencapaian yg

saya raih hingga hari ini. Ketika

itu, orang-orang mengatakan saya

sinting, ga waras: “Sudah mau

married koq memutuskan berhenti dari

pekerjaan, istri mau dikasih makan

apa, bagaimana kamu menjamin

kehidupan keluarga nantinya?” Orang

tua meragukan keputusan saya

tersebut. Bahkan calon istri menjadi

kuatir dengan pilihan saya tersebut.

Flash back sedikit, keputusan saat

itu diambil karena PASSION pada

profesi yg saya putuskan utk geluti.

Mungkin terdengar lucu tetapi

itulah, PASSION dan KOMITMEN yang

kuat pada profesi tersebut membuat

saya memantapkan pilihan menjadi

seorang entrepreneur.

Saya akui tidak mudah ketika

berganti profesi dan memang saat itu

saya mengalami masa-masa terkelam

dalam hidup saya, termasuk biaya

pernikahan harus saya cicil 6x.

Tetapi saya belajar bahwa pencapaian

luar biasa hingga hari ini adalah

karena pengelolaan pikiran dan

perasaan yg EFEKTIF dan itulah yg

ingin saya sharing-kan. Pengelolaan

pikiran dan perasaan yg EFEKTIF

membuat saya tetap termotivasi dan

berada dalam performa puncak.

TIPS 1: SAYA

Ya, SAYA, bukan KITA, bukan KAMU,

bukan ORANG LAIN. Saya yg secara

sadar berpikir, saya yg

berkata-kata/berucap/memilih

kata-kata yg mau saya ucapkan, saya

yg melakukan/bertindak, seharusnya

sayalah juga yg bertanggung jawab

atas hasilnya/pencapaian saya

tersebut.

Tetapi seringkali ketika tidak

mencapai hasil yg diinginkan, ’saya’

mulai menyalahkan atasan yg kurang

perhatian, bawahan yg tidak support,

rekan kerja yg cuek, situasi kondisi

penetrasi pasar yg sulit, daya beli

masyarakat melemah, peraturan

pemerintah yg tidak kondusif,

kompetitor yg menggurita, de-el-el.

Ketika berhadapan dengan klien,

pelanggan, nasabah, seringkali kita

mendengar: ”Dasar nasabah bawel!

Dasar klien yg tidak tahu aturan!

Dasar pelanggan tidak tahu diri,

maunya menang sendiri! Gara-gara

kamu, saya jadi bete! Gara-gara

kamu, mood kerja saya jadi jelek

seharian ini!”

Lah, kalau begitu, mood saya, bete

saya, perasaan saya, diatur oleh

pihak eksternal dong?! ”Kan

gara-gara mereka, saya tidak capai

target! Gara-gara mereka, saya jadi

bete!”

Ketika anda mulai tidak in-control

atas diri anda, berarti anda

perlahan mulai membiarkan pihak lain

yg in-control atas diri anda.

Seperti cerita berikut:

Seorang pasien di RSJ yg menganggap

dirinya adalah sebutir jagung dan

takut utk keluar RSJ karena akan

bertemu dengan ayam-ayam yg pasti

akan mematuk dan memangsa dirinya.

Tahun demi tahun dilakukan terapi

untuk mengembalikan kepercayaan

dirinya dan menyadarkan bahwa

dirinya adalah seorang manusia.

Tahun pertama, dia masih menganggap

dirinya sebagai sebutir jagung dan

takut utk keluar RSJ. Tahun kedua,

mulai ada kemajuan, walau dia masih

menganggap dirinya sebutir jagung,

tapi sudah berani utk berjalan-jalan

di areal sekitar RSJ. Tahun ketiga,

berani keluar areal RSJ dengan

ditemani seorang perawat walau masih

sangsi apakah dirinya benar-benar

seorang manusia. Tahun keempat, dia

mulai percaya bahwa dirinya adalah

seorang manusia.

Di akhir tahun keempat, dokter yang

puas akan kemajuan pasien tersebut,

merekomendasikan utk melepaskan

pasien tsb dan membiarkannya kembali

bersosialisasi dengan masyarakat.

Sebelum menandatangani surat

rekomendasi pelepasan, sekali lagi

dokter bertanya kepada pasien tsb:

“Saudara masih merasa sebagai

sebutir jagung atau seorang

manusia?” Jawab pasien tsb dengan

tegas: “Saya adalah seorang

manusia!” kemudian sambungnya dengan

lirih: “Apakah ayam-ayam tsb juga

tahu bahwa saya adalah seorang

manusia?”

Yang menentukan pasien tsb adalah

seorang manusia adalah dirinya

sendiri dan bukannya ayam-ayam tsb,

ya?!

Ketika saya mengambil tanggung jawab

bahwa saya yg memilih akan merespon

seperti apa terhadap suatu kejadian,

saya sadar bahwa saya in-control.

Saya yg memilih apakah saya akan

marah ATAU sedih ATAU kecewa ATAU

mengumpat ATAU menyalahkan orang

lain ATAU mencari 1001 alasan ATAU

senang ATAU tertawa dan atau-atau

lainnya.

Ketika orang menyalip dan

menyerobot, saya bisa memilih utk

mengumpat, balas mengejar, ATAU

berkata: “Barangkali dia lagi

kebelet.” “Pendidikannya memang

rendah makanya begitulah cara dia

menyetir.” “Mungkin ada sanak

saudaranya yg lagi emergency.”

De-el-el.

Ketika pelanggan, klien, nasabah

komplain dan marah-marah, saya bisa

memilih utk membalasnya dengan emosi

ATAU mencoba cara/pendekatan yg

berbeda ATAU mencari tahu

jangan-jangan ada postur, gesture,

bahasa tubuh, ucapan yang menantang

dan membuat dia marah.

Ketika bangun pagi, saya bisa

memilih utk melanjutkan tidur lagi

karena ada gambar-gambar,

suara-suara, feeling-feeling yg

membuat malas dan tidak termotivasi

berangkat kerja ATAU mengubah dan

memilih ‘channel’, image, suara yg

membuat saya bersemangat dan

termotivasi utk berangkat kerja.

Saya menyadari bahwa MOTIVASI

datangnya dari apa yg saya ISIkan di

kepala saya setiap harinya, apa yg

saya PUTAR, REWIND, FORWARD, REPLAY,

TUMPUK di 'teater' kepala saya, apa

yg saya DENGAR, AMPLIFY/PERKUAT di

'teater' kepala saya. Apa yg saya

ISIkan akan mempengaruhi OUTPUTnya.

Jadi kalau mau OUTPUTnya POSITIF dan

BERMANFAAT, yg saya ISIkan tentunya

adalah HAL-HAL yg BERMANFAAT.

Saya yg bertanggung jawab untuk

mengisikan hal-hal bermanfaat tsb ke

‘teater’ kepala saya dan itu saya

lakukan secara SENGAJA. Ya, secara

SENGAJA, karena mood, great feeling,

motivasi tidak datang begitu saja.

Saya yg harus men-STIMULASI-nya

dengan SENGAJA!

Lagu MY HEART WILL GO ON (Celine

Dion) dan I FEEL GOOD (James Brown)

pasti memberikan efek yg berbeda

kepada perasaan Anda, kepada

gambar/image yg timbul di benak

Anda, ya?!

Sinetron percintaan, cerita ibu tiri

yg kejam, film horor, serial

kriminal pasti akan memberikan efek

yg berbeda dibanding Anda menonton

acara motivatalk atau komedi humor.

Kalau begitu Anda tahu sekarang,

bahwa Andalah yg bertanggung jawab

utk mengisikan hal-hal yg bermanfaat

utk mendapatkan output yg bermanfaat

pula! Bukan SAYA, KITA, ataupun

ORANG LAIN!

Dalam konteks cerita saya, ketika

saya down, yg saya katakan adalah:

“Bukankah ini adalah sesuatu yg kamu

sukai, PASSION kamu. Kalau kamu

menyukainya, kenapa kamu down?”

Image yg saya munculkan adalah wajah

audience yg tersenyum puas dan

mengangguk-angguk serta acungan dua

jempol. Audio yg saya munculkan

adalah tepuk tangan meriah audience

dan kata-kata: “Luar biasa sekali

Pak! Menginspirasi sekali! WOW!”

Bandingkan dengan image yang saya

munculkan adalah bahwa peserta

pelatihan akan ‘sulit’, tidak mau

mendengarkan, tidak kooperatif,

merasa ‘sok pintar’, suara-suara

yang terdengar adalah nada

ketidakpuasan, sibuk mengobrol

sendiri, dering HP, de-el-el.

Kalau image tsb yg Anda munculkan,

bagaimana pikiran dan perasaan Anda?

Apa yg muncul di benak Anda? Apa yg

Anda dengar? Apa yg Anda rasakan?

BEDA, ya?!

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #2 (Putera Lengkong)
Share

TIPS 2: FLEKSIBEL

Ketika saya mengajukan pertanyaan di

seminar/workshop, apakah FLEKSIBEL

itu, kebanyakan peserta menjawab:

”Tidak kaku”, ”Lentur”,

”Menyesuaikan dengan sikon”, ”Mudah

beradaptasi”. Kemudian saya

lanjutkan ”Kalau tidak mencapai

target berarti fleksibel juga dong?

Kan itu berarti tidak kaku dengan

tujuan yg mau dicapai. Itu berarti

menyesuaikan dengan sikon: krisis,

daya beli rendah, kompetitor yg

ganas, de-el-el”. 

FLEKSIBEL bukan berarti menyesuaikan

target/goal dengan kemampuan. Ini yg

umumnya terjadi. Penentuan

target/goal menyesuaikan dengan

kemampuan, keahlian, wawasan,

pengetahuan, keterampilan yg ada.

Pasti saja target/goal-nya tidak

akan tinggi alias menyesuaikan

dengan perkembangan kemampuan tsb.

Bagaimana kalau kemampuannya tidak

pernah berkembang, apakah

target/goal juga tidak akan

berkembang, padahal yg namanya

manusia keinginannya selalu

bertambah (tidak pernah puas). Nah,

tidak matching, ya?!

FLEKSIBEL di sini maksudnya adalah

menyesuaikan kemampuan dengan

target/goal yg mau dicapai. Kita yg

terus meng-upgrade diri sehingga

pelan-pelan kemampuan, wawasan,

keterampilan, keahlian kita

mendekati bahkan melampaui

target/goal yg telah kita set.

Termasuk kalau mempunyai keyakinan

yg tidak mendukung pencapaian

sasaran maka keyakinan tsb harus

Anda ganti! Contoh: keyakinan bahwa

karena kutukan nenek moyang maka

hidup saya selamanya pasti susah

karena dirunut 7 turunan semuanya

adalah Office Boy. Nah, kalau

keyakinan ini tidak membantu

pencapaian sasaran maka hilangkan

belief tsb dan install dengan belief

yg lebih bermanfaat.

FLEKSIBEL berarti merubah gerak,

bahasa tubuh, postur, cara bicara,

sikap, ketika semua itu tidak cocok

utk menghadapi tipe

klien/pelanggan/nasabah tertentu.

Cari pendekatan lain sehingga bisa

’masuk’ dan membangun RAPPORT

(hubungan keakraban) dengan

klien/pelanggan/nasabah tsb.

FLEKSIBEL dapat Anda gunakan utk

pendekatan terhadap atasan, rekan

kerja (colleague, peer), bawahan,

pasangan, kehidupan sosial, dlsbnya.

FLEKSIBEL berarti menganggap bahwa

kegagalan adalah sebuah hadiah yg

memberitahukan utk merubah FOKUS,

DISTORSI, dan GENERALISASI kita.

FLEKSIBEL tidak sama dengan PLIN

PLAN karena PLIN PLAN berarti

merubah target/goal ketika sebuah

cara/teknik/prinsip tidak berhasil.

Dalam konteks saya, saya belajar utk

FLEKSIBEL dalam menghadapi tipe

audience mengingat mereka adalah

pribadi yang unik dan berbeda.

Preferensi VISUAL berbeda dengan

AUDITORI dan mereka yg KINESTETIK

sehingga memerlukan pendekatan yg

sesuai utk masing-masing tipe tsb.

Termasuk FLEKSIBEL ketika alat bantu

(laptop, LCD projector, speaker,

dlsbnya) tidak berfungsi dengan baik

dan the show still must go on!

Saya mendistorsikan bahwa kegagalan

adalah feedback bagi saya untuk

mengubah/ menyesuaikan/ memperbaiki

CARA untuk men-deliver sebuah materi

dan tidak menganggap bahwa audience

adalah tipe sulit. Bukankah semakin

Anda bisa mengatasi

audience/klien/konsumen/pelanggan/na

sabah yg sulit, itu menunjukkan

kualitas Anda sebagai seorang

professional? Bahwa, ibarat seorang

petinju, Anda berada di kelas

’berat’ dan pastinya

hantaman-hantaman yg Anda peroleh

adalah kualitas kelas ’berat’!

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #3 (Putera Lengkong)
Share

TIPS 3: RAPPORT

Rapport berarti membangun hubungan.

Membangun hubungan (keakraban)

dengan siapa? Dengan orang-orang yg

bisa membantu pencapaian sasaran

Anda. Bukan berarti pilih-pilih

teman tetapi lebih kepada

menghabiskan porsi terbanyak waktu

Anda dengan orang-orang yg bisa

membantu dan mendukung pencapaian

sasaran Anda.

Orang cenderung berkelompok dengan

mereka yg sejenis. Orang yg suka

gosip suka berkelompok dengan sesama

penggosip, yg suka komplain

berkumpul dengan sesama komplainers,

pedagang berkumpul dengan sesama

pedagang, orang sukses berkumpul

dengan sesama orang sukses,

pemberani dengan sesama pemberani,

dlsbnya.

Sehingga salah satu cara tercepat

utk memotivasi diri Anda,

berkumpullah atau bergabunglah

dengan mereka yg sukses, berpikiran

positif, memiliki visi, menyukai

tantangan, percaya diri, atau yg

sudah ’proven’ (terbukti) berhasil

yg dapat mengajarkan kepada Anda

CARA-nya.

Kabar baiknya adalah bahwa hampir

semua masalah di dunia ini sudah

pernah dialami oleh orang lain dan

sudah ada solusinya sehingga yang

perlu Anda lakukan adalah mencari

mereka yg sudah terbukti ’proven’

utk mengajarkan Anda CARA yang lebih

CEPAT dan EFEKTIF dalam mencapai

target/goal Anda.

Manusiawi sekali bahwa orang tidak

suka (iri) dengan mereka yg lebih

sukses, berhasil, maju dibanding

dirinya. Seringkali mereka mencibir

dan mengatakan bahwa orang lain bisa

seperti itu karena KKN, nasib (sudah

dari sononya), kutukan nenek moyang,

fengshui, orang tuanya, warisannya,

dlsbnya. Mengapa begitu? Karena

mereka harus ’OOO’ besar alias

menganga lebar dan bahkan merasa

tidak nyaman ketika orang lain

memberitahukan dan mengajarkan CARA

yg lebih CEPAT dan EFEKTIF. Mereka

merasa seperti orang bodoh, bahkan

minder dan tidak percaya diri.

Mereka merasa sudah nyaman berada di

posisi/jabatan/karir yg sekarang.

Tetapi bukankah itu adalah harga yg

harus dibayar kalau ingin MAJU:

merasa TIDAK NYAMAN utk sementara?!

Bangunlah dan jalinlah hubungan yg

EKOLOGIS dengan siapa saja dan

terutama dengan mereka yg bisa

membantu Anda lebih cepat dalam

pencapaian target/goal Anda! Mereka

sudah lebih dulu menjalaninya dan

menemukan SOLUSInya dibanding Anda.

Mereka ada di sana utk membantu Anda

menjadi SUKSES juga!

Dalam konteks saya, sebagai seorang

professional speaker dan trainer,

saya langsung mencari dan belajar

dari speaker dan trainer yg paling

TOP di bidangnya. Tidak mudah karena

Anda harus menemukan chemistry.

Bahkan Anda harus mempunyai modal

karena mereka tidak akan membagikan

ilmu mereka dengan percuma. Tetapi

bukankan itu adalah harga yg harus

dibayar kalau Anda mau lebih CEPAT

dan EFEKTIF dalam pencapaian sasaran

Anda?!

Saya menggeneralisasi bahwa kami

sama-sama manusia, sama-sama makan

nasi, kalau dia BISA, saya juga

seharusnya BISA sehingga yg saya

lakukan adalah berlatih dan berusaha

LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH

KUAT, LEBIH CEPAT!

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #4 (Putera Lengkong)
Share

TIPS 4: FOKUS

Ketika Anda belum berhasil mencapai

apa yg Anda inginkan maka mungkin

Anda perlu merubah FOKUS Anda.

Ketika Anda FOKUS pada suatu hal

maka Anda cenderung mengabaikan hal

yg lain. Ketika Anda FOKUS pada

PERASAAN, biasanya Anda mengabaikan

LOGIKA, ya?! Demikian pula

sebaliknya ketika FOKUS pada LOGIKA,

biasanya Anda cenderung mengabaikan

PERASAAN. FOKUS yg berbeda akan

memberikan hasil yg berbeda pula.

Sebuah kisah TOM & JERRY:

Pada suatu hari TOM dan teman

kucingnya pergi berjalan-jalan dan

kebetulan melewati rumah yang di

halamannya terdapat kandang si

anjing SPIKE. TOM melihat di halaman

rumah tsb terpancang papan dengan

tulisan “BEWARE DOG”. Apa yg

terjadi? Pasti saja TOM tidak berani

mendekat apalagi masuk ke halaman

rumah tsb.

Sementara teman kucing si TOM

melihat hal yg berbeda. Dia melihat

keset kaki dengan tulisan WELCOME.

Tebak, apa yg terjadi? Dia berani

mendekat dan bahkan mau masuk ke

halaman rumah tsb.

Apa yg membedakan antara apa yg

dilihat TOM dan teman kucingnya?

YES, FOKUS-nya!

FOKUS pada kebaikan atasan, rekan

kerja, bawahan, perusahaan,

organisasi, pasangan akan memberikan

dampak yg berbeda pada pikiran dan

perasaan Anda dibanding kalau Anda

FOKUS pada kelemahan, kekurangan,

kejelekan, dlsbnya.

FOKUS yg kuat pada outcome akan

memberikan dampak yg berbeda pada

pikiran dan perasaan Anda dibanding

kalau FOKUS Anda bercabang atau

FOKUS pada hal lain yg tidak

mendukung pencapaian outcome Anda.

Ketika Anda FOKUS dan mengatakan

pekerjaan adalah sebuah masalah maka

itu akan menjadi masalah yg

menyebabkan Anda tenggelam di

dalamnya. Ketika Anda FOKUS pada

pekerjaan sebagai tantangan maka

jadilah itu sebuah tantangan yg

mengairahkan utk Anda atasi.

Apa yg Anda FOKUSkan akan menentukan

apa yg akan Anda lihat, dengar, dan

alami. Kalau ternyata FOKUS Anda

selama ini tidak membawa Anda ke

hasil yg Anda inginkan, Anda bisa

mempertimbangkan utk merubah FOKUS

(sudut pandang) Anda. Mungkin ketika

Anda melihat dari sudut pandang yg

berbeda, Anda akan bisa mencapai apa

yg Anda inginkan dengan LEBIH CEPAT

dan EFEKTIF.

Dalam konteks saya, saya FOKUS pada

usaha dan perbaikan usaha utk

mencapai outcome saya sebagai

seorang professional speaker dan

FOKUS memodel orang-orang TOP dan

TERBAIK di industri pelatihan ini.

Ketika saya FOKUS pada hal-hal tsb,

saya menjadi optimis dan percaya

diri pasti akan berhasil dan sukses

di industri ini karena saya belajar

dan memodel dari yg TERBAIK. Saya

mengabaikan hal-hal lain (gambar,

suara, perasaan) yg menjauhkan saya

dari pencapaian impian saya.

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #5 (Putera Lengkong)
Share

TIPS 5: DISTORSI

Ketika Anda belum berhasil mencapai

apa yg Anda inginkan maka mungkin

Anda perlu merubah DISTORSI Anda.

DISTORSI berarti memaknakan sesuatu

secara bebas sesuai konteks.

Contoh:

1. Seorang anak yg rewel dapat

dimaknakan sebagai anak yg cerewet,

nakal, keras kepala atau dapat

dimaknakan bahwa anak tsb sedang

bertumbuh kecerdasan/

kreatifitasnya.

2. Seorang karyawan yg ditugaskan ke

pelosok terpencil utk membuka cabang

dapat mengartikan bahwa dia tidak

disukai atasan, menjadi kambing

hitam, selalu kena sial, dlsbnya

atau dia dapat memaknakan bahwa ini

adalah tantangan atau kesempatan utk

berprestasi lebih tinggi sehingga

setelah berhasil di daerah maka dia

kemungkinan besar mendapat promosi

di kantor pusat.

Distorsi yg berbeda akan memberikan

hasil yg berbeda pula. Ketika

seorang anak dimaknakan cerewet,

nakal, bandel maka dia akan tumbuh

sesuai dengan apa yg dicap pada

dirinya. Sebaliknya ketika diartikan

sedang bertumbuh kecerdasannya maka

perlakuan orang tua juga akan

berbeda, ya?! Orang tua akan

merespon dan meluangkan waktu utk

membimbing dengan lebih bijak dan

sabar.

Karyawan yg memaknakan bahwa dirinya

adalah korban dan tidak disukai

atasan pasti tidak akan bekerja

sungguh-sungguh dibanding yg

memaknakan bahwa penugasan ke

pelosok tsb adalah sebuah kesempatan

sehingga dia akan berusaha sepenuh

hati utk berprestasi.

Saya mendistorsikan bahwa komplain,

feedback, pertanyaan, penilaian dari

audience selama ini adalah sebuah

pembelajaran penting yg sangat

membantu dalam pencapaian outcome

saya sebagai seorang professional

speaker. Saya bisa saja memaknakan

komplain, feedback, pertanyaan,

penilaian sebagai hambatan/masalah

yg menghadang dan membuat saya

stres, pesimis, kurang percaya diri

tetapi saya sadar bahwa itu tidak

bermanfaat dan tidak membantu dalam

pencapaian outcome saya.

Kalau sesuatu itu tidak bermanfaat,

distorsikan saja maknanya sehingga

dapat membantu pencapaian

tujuan/goal dengan lebih CEPAT dan

EFEKTIF.

TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN &

PERASAAN #6 (Putera Lengkong)
Share

TIPS 6: GENERALISASI

Ketika Anda belum berhasil mencapai

apa yg Anda inginkan maka mungkin

Anda perlu merubah GENERALISASI

Anda. Manusia suka menggeneralisasi

utk menyederhanakan atau membuat

kesimpulan dengan mudah.

Pengalaman seorang teman wanita yg

mengalami masalah dalam hubungannya

dengan pria sebanyak 3x (diputus,

dipermainkan) lalu dengan mudahnya

dia menggeneralisasi bahwa semua

pria, termasuk teman baiknya ini

(yaitu: saya), adalah ’buaya darat’

berdasarkan pengalaman 3x nya

tersebut.

Seorang klien yg ditipu oleh tenaga

penjual beberapa kali (delivery tdk

sesuai kontrak, janji yg meleset,

’cuci tangan’, spesifikasi tdk

sesuai, dlsbnya) kemudian

menggeneralisasi bahwa semua tenaga

penjual adalah tukang tipu.

Oknum PNS yg ’nakal’, melakukan

pungli, KKN, berprinsip ’pelayanan

cepat asal ada tip’, dlsbnya

kemudian digeneralisasi dan

disamaratakan oleh masyarakat

sebagai cap utk semua PNS.

Generalisasi tsb di atas semuanya

kurang bermanfaat kalau tidak

mendukung pencapaian sasaran. Wanita

tsb akan bersikap dingin kepada

semua pria. Klien di atas akan acuh

dan curiga terhadap semua tenaga

penjual. Masyarakat akan bersikap

antipati terhadap semua kebijakan

pemerintah.

Sebaliknya kalau wanita di atas

mengubah generalisasinya bahwa:

”Semua manusia pasti ada jodohnya”,

”Manusia diciptakan berpasangan”,

”Tuhan sudah menciptakan pria yg

sesuai utk saya di luar sana. Yang

perlu saya lakukan adalah lebih

berhati-hati selanjutnya!”

Kira-kira di dalam konteks

mendapatkan pasangan lagi,

generalisasi mana yg lebih

bermanfaat untuk si wanita? TEPAT,

yg kedua, ya!

Untuk konteks saya, saya

menggeneralisasi bahwa: Jika dia

BISA, saya juga pasti BISA. Saya

hanya perlu melakukannya LEBIH

SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT,

LEBIH CEPAT, LEBIH GIAT!

Masih ingat sharing saya di awal

tentang masa-masa terkelam dalam

hidup saya, termasuk biaya

pernikahan harus saya cicil 6x? Saya

menggeneralisasi bahwa hidup itu

seperti roda berputar: Suatu saat

saya pasti akan berada di PUNCAK!

Dan ketika berada di PUNCAK, saya

akan terus meng-upgrade diri

sehingga selalu lebih siap dan lebih

bijak menghadapi apapun.

KESIMPULAN:

1. Apa yg Anda ISIkan atau INPUT

(gambar, video, suara, musik) di

’teater’ kepala Anda akan menentukan

OUTPUTnya seperti apa! Pikiran dan

perasaan Anda dipengaruhi oleh apa

yg Anda INPUT atau ISIkan!

2. Kalau Anda belum mencapai apa yg

Anda inginkan saat ini, saatnya Anda

mengganti FOKUS, DISTORSI, dan

GENERALISASI Anda!

3. Anda mempunyai PILIHAN untuk

mengisikan hal-hal yg bermanfaat dan

mendukung pencapaian outcome atau

sebaliknya. Anda yg bertanggung

jawab!

4. Untuk mencapai outcome tsb harus

FLEKSIBEL CARAnya yaitu menyesuaikan

kemampuan dengan target/goal.

5. Bangunlah jaringan dan relasi yg

EKOLOGI dengan sebanyak mungkin

pihak dan FOKUS dengan/kepada mereka

yg bisa membantu Anda dalam

pencapaian sasaran.

6. TEORI SAJA TIDAK CUKUP PREN,

PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!!

PRAKTEKKK!!!

Artikel oleh : Putera Lengkong, MBA,

LMNLP, CHt (Pembicara Seminar,

Trainer, Coach, Therapist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search This Blog